-->

HAUL BUNG KARNO KE 108


Hari ini, pasangan calon presiden dan wakil presiden, Megawati Soekarnoputri dan Prabowo Subianto (Mega-Pro), akan menyelenggarakan haul Bung Karno (BK) di Rengasdengklok, Karawang, Jawa Barat. Tanggal 6 Juni merupakan hari kelahiran sang proklamator.

Tim Kampanye Mega-Pro, Pramono Anung, mengatakan, pasangan Megawati dan Prabowo akan menghadiri kegiatan haul Bung Karno di Rengasdengklok.

“Mudah-mudahan pelaksanaan haul ini menjadi momentum berkumpulnya massa seperti pelaksanaan deklarasi pasangan Mega-Pro di Bentargebang Bekasi, 24 Mei lalu,” kata Pramono Anung, usai menghadiri rapat tim kampanye di kediaman Megawati di Jalan Teuku Umar, Jakarta, Jumat malam.

Dikatakan Pramono, kegiatan deklarasi pasangan Mega-Pro dihadiri lebih dari 50.000 orang pendukung PDI Perjuangan yang hadir tanpa dimobilisasi. “Saya harapkan pelaksanaan haul Bung Karno di Rengasdengklok, Sabtu (6/6), juga bisa menjadi momentum seperti di Bantargebang,” katanya.

Ia berharap, lebih dari 50.000 orang pendukung Megawati dan Prabowo bisa hadir di Rengasdengklok. “Saya tidak tahu berapa banyak massa yang tidak hadir, tapi Insya Allah bisa lebih dari 50.000 orang seperti di Bekasi,” katanya membandingkan deklarasi pasangan Mega-Pro di Bantargebang, Bekasi, Minggu (24/5), yang dihadiri sekitar 50.000 orang pendukung. (*BO/AN)

HARI LAHIR PANCASILA

Ribuan obor menerangi malam lahirnya Pancasila di Taman Makam Pahlawan Kalibata, Jakarta Selatan Minggu (31/05) dini hari. Acara ini dilakukan ribuan kader partai yang mendukung Mega - Prabowo.

Ribuan pendukung Mega - Prabowo Senin dini hari menerangi Taman Makam Pahlawan Kalibata, Jakarta Selatan dengan ribuan obor untuk memperingati hari lahirnya Pancasila yang jatuh pada tanggal 1 Juni 2009 ini.

Acara ini digelar dengan upacara yang dipimpin oleh calon Presiden Megawati Soekarno Putri dari Partai PDI Perjuangan dan calon Wakil Presiden Prabowo dari Partai Gerindra.

Suasana yang sebelumnya gelap tiba-tiba menjadi terang setelah ribuan obor dinyalakan sesaat upacara baru dimulai. Disela-sela upacara tersebut, Prabowo mendeklarasikan kedua partai yang kini berkoalisi, berjanji akan menjunjung tinggi nilai-nilai Pancasila dalam menjalankan pemerintahannya kelak jika menang nanti.

Hanya kurang dari satu jam, upacara diakhiri dengan pembacaan doa yang ditujukan kepada para pahlawan yang telah gugur dalam perjuangan. (Abdul Haris/Sup)




____________________________________________________________________________

Hari ini adalah Hari Lahir Pancasila, dan saya yakin sebagian dari kita tidak bisa menyebutkan dengan benar kelima sila dari Pancasila. Apalagi disuruh menyebutkan 45 butir pengamalan Pancasila seperti yang tertuang dalam P4 (Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila) pada Tap MPR No. II/MPR/1978.

Seandainya saja Bangsa Indonesia benar-benar meresapkan nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila, tentunya degradasi moral dan kebiadaban masyarakat kita dapat diminimalisir. Kenyataannya sekarang yaitu setelah era reformasi, para reformator alergi dengan semua produk yang berbau orde baru termasuk P4 sehingga terkesan meninggalkannya begitu saja. Belum lagi saat ini jati diri Indonesia mulai goyah ketika sekelompok pihak mulai mementingkan dirinya sendiri untuk kembali menjadikan negara ini sebagai negara berideologi agama tertentu.


Semoga saja 45 Butir Pengamalan Pancasila ini dapat mengingatkan kita akan nilai - nilai kebaikan yang patut kita amalkan dalam kehidupan berbangsa, bernegara dan bermasyarakat:

1. Ketuhanan Yang Maha Esa
(1) Bangsa Indonesia menyatakan kepercayaannya dan ketaqwaannya terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
(2) Manusia Indonesia percaya dan taqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, sesuai dengan agama dan kepercayaannya masing-masing menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab.
(3) Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerjasama antara pemeluk agama dengan penganut kepercayaan yang berbeda-beda terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
(4) Membina kerukunan hidup di antara sesama umat beragama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
(5) Agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa adalah masalah yang
menyangkut hubungan pribadi manusia dengan Tuhan Yang Maha Esa.
(6) Mengembangkan sikap saling menghormati kebebasan menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan kepercayaannya masing-masing.
(7) Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa kepada orang lain.

2. Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab
(1) Mengakui dan memperlakukan manusia sesuai dengan harkat dan martabatnya sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa.
(2) Mengakui persamaan derajad, persamaan hak dan kewajiban asasi setiap manusia, tanpa membeda-bedakan suku, keturrunan, agama, kepercayaan, jenis kelamin, kedudukan sosial, warna kulit dan sebagainya.
(3) Mengembangkan sikap saling mencintai sesama manusia.
(4) Mengembangkan sikap saling tenggang rasa dan tepa selira.
(5) Mengembangkan sikap tidak semena-mena terhadap orang lain.
(6) Menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan.
(7) Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan.
(8) Berani membela kebenaran dan keadilan.
(9) Bangsa Indonesia merasa dirinya sebagai bagian dari seluruh umat manusia.
(10) Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerjasama dengan bangsa lain.

3. Persatuan Indonesia
(1) Mampu menempatkan persatuan, kesatuan, serta kepentingan dan keselamatan bangsa dan negara sebagai kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi dan golongan.
(2) Sanggup dan rela berkorban untuk kepentingan negara dan bangsa apabila diperlukan.
(3) Mengembangkan rasa cinta kepada tanah air dan bangsa.
(4) Mengembangkan rasa kebanggaan berkebangsaan dan bertanah air Indonesia.
(5) Memelihara ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.
(6) Mengembangkan persatuan Indonesia atas dasar Bhinneka Tunggal Ika.
(7) Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa.

4. Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmah Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan
(1) Sebagai warga negara dan warga masyarakat, setiap manusia Indonesia mempunyai kedudukan, hak dan kewajiban yang sama.
(2) Tidak boleh memaksakan kehendak kepada orang lain.
(3) Mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan untuk kepentingan bersama.
(4) Musyawarah untuk mencapai mufakat diliputi oleh semangat kekeluargaan.
(5) Menghormati dan menjunjung tinggi setiap keputusan yang dicapai sebagai hasil musyawarah.
(6) Dengan i’tikad baik dan rasa tanggung jawab menerima dan melaksanakan hasil keputusan musyawarah.
(7) Di dalam musyawarah diutamakan kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi dan golongan.
(8) Musyawarah dilakukan dengan akal sehat dan sesuai dengan hati nurani yang luhur.
(9) Keputusan yang diambil harus dapat dipertanggungjawabkan secara moral kepada Tuhan Yang Maha Esa, menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia, nilai-nilai kebenaran dan keadilan mengutamakan persatuan dan kesatuan demi kepentingan bersama.
(10) Memberikan kepercayaan kepada wakil-wakil yang dipercayai untuk melaksanakan pemusyawaratan.

5. Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia
(1) Mengembangkan perbuatan yang luhur, yang mencerminkan sikap dan suasana kekeluargaan dan kegotongroyongan.
(2) Mengembangkan sikap adil terhadap sesama.
(3) Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban.
(4) Menghormati hak orang lain.
(5) Suka memberi pertolongan kepada orang lain agar dapat berdiri sendiri.
(6) Tidak menggunakan hak milik untuk usaha-usaha yang bersifat pemerasan terhadap orang lain.
(7) Tidak menggunakan hak milik untuk hal-hal yang bersifat pemborosan dan gaya hidup mewah.
(8) Tidak menggunakan hak milik untuk bertentangan dengan atau merugikan kepentingan umum.
(9) Suka bekerja keras.
(10) Suka menghargai hasil karya orang lain yang bermanfaat bagi kemajuan dan kesejahteraan bersama.
(11) Suka melakukan kegiatan dalam rangka mewujudkan kemajuan yang merata dan berkeadilan sosial.

Bagaimana membuat nilai-nilai ini bisa kembali menjadi pedoman dan pengamalan dalam keseharian kehidupan kita? Saya rasa perlu suatu pemerintahan otoriter di Indonesia untuk memprogram ulang otak bangsa kita dengan suatu dokrin nilai - nilai sosial dalam kehidupan berbangsa, bernegara, dan bermasyarakat di negara Indonesia yang nyata - nyata sangat plural ini. Pemerintahan otoriter sangat diperlukan ketika berhadapan dengan masyarakat yang tak bermoral, tak terkendali, tak mau diatur, dan merasa dirinya adalah kebenaran itu sendiri tanpa sadar bahwa mereka hidup bersama dengan orang lain. Semoga saja bangsa Indonesia tidak separah itu ;))

HIDUPLAH PANCASILA.

Wassalam,

PENERUS IDEOLOGI PANCASILA

Tubagus Nanang Azhar